Pornografi telah menjadi topik yang kontroversial di masyarakat saat ini. Bicara tentang pornorgafi, perlu diketahui bahwa konten pornografi sebenarnya telah ada sejak abad pertengahan. Pada awalnya konten pornografi ini hanya berupa lelucon, puisi dan syair. Lalu seiring perkembangan zaman, sayangnya pornografi ikut berkembang menjadi tulisan, patung dan film. Hingga saat ini, dalam beberapa tahun terakhir kemajuan teknologi dan ketersediaan konten dewasa menimbulkan kekhawatiran yang signifikan.
Kekhawatiran
ini berdasarkan dari hasil penelitian dan kajian pengaruh pornografi terhadap
otak. Sebelum membahas implikasinya, perlu diketahui berdasarkan UU No.44/2008,
pornografi didefinisikan sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,
suara, kebisingan, gambar bergerak, animasi, karikatur, percakapan, gerak tubuh
atau komunikasi lainnya melalui berbagai sarana komunikasi atau presentasi
publik yang mengandung unsur cabul atau pelecehan seksual yang melanggar norma
kesusilaan masyarakat.
Banyak
penelitian menunjukkan bahwa pornografi dapat membuat adiksi dan mengubah pola
perilaku seseorang. Ketika seseorang jatuh ke dalam perangkap pornografi, otak
mereka akan mengalami perubahan besar dan mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk fokus pada tugas kompleks yang menuntut otak berfikir kritis.
Dari
segi kognisi dan kecerdasan, implikasi pornografi juga dapat merusak fungsi
otak yang berkaitan dengan daya ingat, fokus, dan pemecahan masalah. Bakan
studi menunjukkan bahwa konsumsi pornografi yang berlebihan dapat menyebabkan
hilangnya ingatan jangka pendek dan merusak kemampuan seseorang untuk memproses
informasi dengan baik.
Dalam
seminar mengenai dampak pornografi terhadap kerusakan otak di Jakarta, ahli
bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton
Jr, MD mengatakan bahwa adiksi tersebut mengakibatkan otak bagian tengah
depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil atau
menciut. Kerusakan otak akibat kecanduan pornografi bahkan lebih berat
dibanding dengan kecanduan lainnya. Tidak seperti adiksi lainnya, pornografi
tidak hanya memengaruhi fungsi luhur otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik,
dan emosi, serta diikuti dengan perilaku menyimpang seksual.
Apabila
gangguan perilaku dan kemampuan intelegensia itu meluas, bukan tidak mungkin
akhirnya akan memperburuk kemampuan, kecerdasan, kesehatan fisik, mental, dan
sosial orang yang kecanduan pornografi. Beberapa orang mungkin lebih peka
terhadap efek negatif pornografi, sementara yang lainnya bersifat lebih acuh
bahkan mungkin menganggap tabu.
Setiap
individu perlu menyadari potensi negatif pornografi terhadap kecerdasan dan
kesehatan mental mengingat pentingnya fungsi prefrontal cortex (PFC) yakni
bagian depan otak yang mengatur ingatan, memusatkan perhatian atau fokus,
mengendalikan emosi, dan mengambil keputusan. Kemampuan tersebut merupakan
salah satu kecerdasan inteligensi.
Menurut
Howard Gardner, kecerdasan inteligensi meliputi kemampuan dasar biologis yang
telah dimiliki manusia sejak lahir, alami dari otak seseorang dan bukan sesuatu
yang terjadi karena latihan atau training meski dapat dikembangkan melalui
pendidikan. Pada tahun 1983 dalam bukunya The Theory Of Multiple
Intelegence ia menyebut ada sembilan macam komponen kecerdasan yang disebut
sebagai inteligensi ganda.
Inteligensi ini meliputi inteligensi linguistik. Gardner
menjelaskan inteligensi ini merupakan kemampuan manusia untuk mengolah
kata-kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Orang yang berinteligensi
linguistik tinggi mudah menyusun dan mengungkapkan pikiran dengan berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan
kecerdasan ini mudah untuk menjelaskan, mengajarkan, dan menceritakan
pemikirannya kepada orang lain.
Kedua,
Inteligensi matematis logis yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan
logika secara efektif. Dapat belajar oprasi bilangan dan cepat memahani konsep
waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara
matematik. Kecerdasan ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan
berfikir dan logika seseorang. Selain itu kecerdasan ini dapat membantu
menemukan cara kerja, pola dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pemahaman terhadap
bilangann, dan yang paling penting adalah meningkatkan daya ingat.
Yang
ketiga adalah inteligensi ruang visual atau spatial intelligence. Kecerdasan
ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat gambaran visual yang
berada disekitarnya secara rinci. Termasuk kemampuan untuk mengenal bentuk dan
benda secara tepat, melakukan perubahan terhadap suatu benda dalam pikirannya
sekaligus mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran
kemudian mengubahnya dalam bentuk nyata, serta kepekaan terhadap keseimbangan,
relasi, warna, garis, bentuk dan ruang.
Keempat,
inteligensi musik sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan
menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan terhadap
ritme, melodi, dan intonasi. Kemudian adalah kemampuan memainkan alat musik,
menyanyi, menciptakan lagu, menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
Kelima, inteligensi kinestik adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Orang dengan inteligensi ini mudah mengungkapkan diri dengan gerak tubuh, tarian, dan ekspresi tubuh. Menurut Gardner secara biologis, ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan seperti tengkurap, berangkang, berdiri berjalan, dan kemudian berlari. Bahkan ketika usia remaja dapatr berkembang lagi dengan kemampuan berenang dan akrobatik.
Keenam adalah inteligensi interpersonal, kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan tempramen orang lain ketika berinteraksi. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang.
Ketujuh,
inteligensi intrapersonal yang berkaitan dengan pengetahuan memahami diri
sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Termasuk kemampuan
berefleksi dan keseimbangan diri. Orang dengan kecerdasan ini punya kesadaran
yang tinggi akan gagasan-gagasannya, dan mempunyai kemampuan untuk mengambil
keputusan secara pribadi. Sadar akan tujuan hidupnya dan dapat mengatur
perasaan serta emosi sehingga bersifat lebih tenang.
Kedelapan,
inteligensi lingkungan. Merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan
serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya.
Dalam pembicaraannya dengan Durie, Gardner menjelaskan bahwa inteligensi
lingkungan adalah kemampuan manusiawi untuk mengenal tanaman, binatang, dan
bagian-bagian lain dari lingkungan alam seperti awan atau batu-batuan.
Kesembilan,
inteligensi eksistensial. Inteligensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk
menjawab persoalan-persoalan eksistensi atau keberadaan manusia. Orang yang
tidak puas dengan hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis,
tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban. Pertanyaan tersebut antara
lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, dan
bagaimana kita sampai ke tujuan hidup.
Berdasarkan
kemampuan inteligensi yang terlah dijabarkan, jika dicermati maka pada alaminya
setiap manusia lahir dengan seluruh kecerdasan dasar tersebut. Otak
manusia diciptakan sama, yakni terdiri dari beberapa bagian yang memiliki
fungsinya masing-masing. Meskipun setiap orang memiliki karakter yang berbeda
namun pada dasarnya mereka memiliki kecerdasan yang sama hanya saja berbeda
kemampuannya.
Lalu jika dikaitkan dengan pengaruh
adiksi pornografi, bisa dibayangkan apabila seseorang mengalami penurunan
kecerdasan atau kehilangan beberapa kemampuan inteligensi akibat dari kecanduan
pornografi. Semakin adiktif maka otak tersebut akan semakin rusak. Jika
kerusakan tersebut terjadi secara berangsur-angsur dalam hitungan bulan hingga
tahun, bayangkan jika seseorang telah menjadi pecandu pornografi sejak remaja
hingga dewasa, berapa banyak kecerdasan yang menurun atau bahkan hilang.
Artinya jika sebelumnya orang itu
memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi, lalu setelah menjadi pecandu
pornografi ia akan kesulitan untuk menjalin relasi dan berkomunikasi dengan
orang lain. Dilihat dari pentingnya kecerdasan tersebut bagi kehidupan
seseorang, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah
ini dan mendidik individu tentang risiko yang terkait dengan konsumsi
pornografi yang berlebihan.
Beberapa orang mungkin dapat
menyembuhkan diri sendiri dari pornografi, namun jika merasa sulit untuk
menghilangkan adiksi tersebut seseorang dapat konsultasi dengan psikolog.
Terapi yang umum diberikan bagi orang yang kecanduan pornografi berupa terapi bicara
dan terapi
perilaku kognitif. Terapi ini akan membantu memahami hal dasar yang
menyebabkan seseorang kecanduan pornografi dan membantu lepas dari adiksi ini.
Akan tetapi, jika psikolog menilai kondisi tersebut disertai dengan depresi
atau gangguan obsesif-kompulsif, maka selanjutnya akan dirujuk ke psikiater
untuk mendapatkan obat.
Artikel ini pernah tayang di laman Depok pos
https://www.depokpos.com/2023/07/pornografi-mempengaruhi-kecerdasan-inteligensi/