Pahitnya Kehidupan

 

    Malam tadi adalah malammu yang terburuk. Pacarmu pergi, keluargamu membohongimu, dan pekerjaanmu hancur. Satu-satunya yang kamu inginkan hari ini, saat kamu membuka matamu hanyalah dirimu menghilang ditelan bumi. Mungkin hanya bumi yang mau menerimaku, sesalmu saat menatap bayanganmu sendiri di cermin.

    Bayanganmu itu tak lagi berwajah elok. Hanya tersisa wajah yang sedih dengan mata yang sembap. Lihatlah sepasang matamu yang bengkak dan merah itu. Dengan langkah tegar kamu berjalan melewati rumahmu sambil membawa setumpuk baju.

    Sepanjang jalan kamu bertanya dalam hati, bagaimana mungkin kamu akan bisa kembali berpura-pura bahwa tidak ada apa-apa di hidupmu? Bagaimana pula kamu akan menutupi segala sedihmu? Dengan senyum pura-pura, ataukah pergi bersembunyi?

    Meskipun nenekmu sudah melarang, kamu tetap memilih untuk pergi. Kamu tidak dapat mengendalikan emosimu saat itu, seluruh kebenaran ini membuat hatimu hancur. Kamu merasa tidak dianggap, berada dirumah namun tidak bersama keluarga.

     Ibu, Ayah, Kakak, dan Adik yang bersamamu selama ini ternyata palsu. Mereka semua tahu apa yang terjadi denganmu di masalalu, tapi tidak ada satupun yang memberitahumu. Mereka diam seolah kamu adalah anak kandung.

    Sore itu sebelum kamu memutuskan untuk pergi kamu bertanya kepada nenek, siapa ayah dan ibumu yang sebenarnya. Kamu memutuskan untuk bertanya kepada nenek karena kamu tahu jika kamu bertanya kepada ibumu pasti dia tidak akan jujur. Dengan berat hati nenek menjawab “kamu adalah anak angkat dan ibu kandungmu yang sebenarnya adalah orang yang biasa kamu panggil tante.“

    Selama delapan bulan kamu dikandungan, ibu kandungmu yang kau sebut tante itu tidak tahu kalau dirinya hamil. Awalnya ia hanya merasa kakinya bengkak,  setelah itu ia memutuskan untuk berobat ke salah satu rumah sakit tempat ibu angkatmu bekerja. Mereka sangat terkejut setelah mengetahui bahwa ibumu tengah hamil delapan bulan, pasalnya ia hanyalah seorang gadis muda yang baru lulus SMA dan belum menikah.

    Ibu kandungmu baru mengaku bahwa dirinya pernah diperkosa. Saat itu ia sedang main bersama teman-temannya,  kemudian entah bagaimana teman-temannya tidak menyadari  bahwa ia telah menghilang. Tiba-tiba ibumu menyadari dirinya telah berada di tengah kebon yang lumayan jauh dari tempatnya semula. Begitu kira-kira penjelasan ibumu kepada kakek dan nenek.

    Ibumu hanya bisa menangis saat ia dicaci dan dimaki. Sumpah serapah keluar dari mulut kakek saat itu. Nenek juga tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya ibu angkatmu saat itu berusaha untuk melindungi dan menyelamatkan ibu kandungmu agar bisa melahirkanmu dengan aman.

    Sebulan lamanya ibu kandungmu diasingkan dari rumah, itu semua dilakukan demi menutupi aib kehamilannya dari tetangga. Setelah kamu lahir, ibumu enggan merawatmu. Mungkin menurutnya harga dirinya dimata orang-orang lebih berharga ketimbang dirimu.

`    Sempat terjadi cekcok keluarga sebelum akhirnya diputuskan siapa yang akan merawatmu. Ada yang ingin membuangmu, ada yang ingin menyerahkanmu kepada orang lain, dan ada yang tetap mau merawatmu sebagai darah daging keluarga.

    Pemenangnya adalah ibu angkatmu. Ia bersikeras merawatmu dan menganggapmu sebagai anak sendiri. Sejak saat itu ibu kandungmu tidak pernah perduli lagi tentangmu. Dari kecil kamu dirawat dan dibesarkan dengan kasih sayang oleh ibu angkat.

    Kamu memang menyadari betapa tulusnya kasih sayang yang diberikan ibu angkatmu.  Tapi tetap saja kamu marah karena mereka menutupinya selama ini. Terlebih lagi kamu sangat membenci ibu kandungmu. Kamu bertekad untuk tidak akan memaafkannya hingga kamu mati.

    Kamu pergi dari rumah untuk mencari ketenangan. Kamu juga meninggalkan pekerjaanmu sehingga membuatmu dipecat. Kamu berusaha bersembunyi dari mereka yang mencarimu. Kamu pindah dari rumah ke rumah, menumpang sana-sini. Hinga akhirnya kamu memutuskan untuk menetap dan tinggal di kos-kosan milik temanmu.

     Sebulan lamanya kamu tinggal disana tanpa diketahui keluargamu. Mereka masih berusaha mencarimu dan sangat ingin menemuimu. Tapi kamu baru mau pulang ke rumah jika kamu sudah bisa berdamai dengan keadaan. Ikhlas adalah kunci utama untuk menerima takdir bahwa mereka adalah keluargamu yang masih memiliki hubungan darah, terlepas dari fakta bahwa kamu adalah anak angkat.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama