Pasar Tradisional Cenderung Kumuh, Ini Faktanya

 

    Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak sadar bahwa dalam masyarakat kita tidak lepas dari masalah jual beli kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk dapat melengkapi kehidupan sehari-hari. Ketika kita ingin memenuhi kebutuhan dasar, kita pasti ingat kata pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya para pedagang dan pembeli untuk berdagang guna membeli atau menjual barang dan jasa yang kita butuhkan.

    Pasar tradisional merupakan bagian penting dalam menunjang dan memajukan perekonomian masyarakat, karena masyarakat dapat memanfaatkan hasil pertaniannya, seperti sayuran, ikan dan buah-buahan untuk diproduksi dan dipasarkan. Selain itu, peran pasar tradisional adalah sebagai penunjang angka pengangguran di Indonesia, sehingga masyarakat dapat terus berdagang untuk mencari nafkah.

    Pasar tradisional yang khas dengan keramahan dan kehangatan melalui interaksi antara penjual dan pembeli sudah menjadi budaya di pasar tradisional. Karena hanya di pasar tradisional kita bisa berinteraksi langsung dengan penjual. Tak heran jika bisa membuat kita bangga ketika meluluhkan hati penjual dengan cara kita bernegosiasi antara pembeli dan penjual. Karena masih ada barang, produk, sayuran, dll di pasaran yang diproduksi dan dipasarkan sendiri oleh penjual, maka tak heran jika budaya negoisasi masih banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional hingga saat ini.

    Namun seperti yang kita ketahui bersama, di zaman modern ini masyarakat perlahan-lahan menolak keberadaan pasar tradisional. Sebagian besar masyarakat kini telah berpaling dan lebih memilih pergi ke pasar yang modern. Pasar modern yang kita kenal menawarkan banyak kelebihan dan kenyamanan dibandingkan dengan pasar tradisional. Mulai dari ruangan yang dingin, karena dilengkapi dengan penyejuk ruangan (AC), eskalator yang memudahkan pengunjung untuk naik ke lantai atas, kebersihan yang terjaga, hingga pemasangan label harga pada setiap barang yang dijual guna memudahkan pengunjung mengetahui harga barang tersebut dan masih banyak layanan lainnya.

    Dibandingkan dengan pasar tradisional, manfaat dan fasilitas pasar modern jauh lebih baik. Kita semua pasti tahu bagaimana stigma masyarakat terhadap pasar tradisional. Pasar tradisional di Indonesia cenderung lebih kotor, becek, dan bau, menyebabkan kemacetan di jalan bahkan di pasar tradisional sering terjadi tindak kejahatan.

    Mungkin anda pernah bertanya-tanya mengapa pasar tradisional cenderung kotor dan becek. Faktor penyebab yang pertama adalah aktivitas perdagangan yang sibuk. Pasar tradisional biasanya memiliki banyak pedagang dan pembeli yang beraktivitas di area yang relatif kecil. Hal ini menyebabkan banyaknya interaksi dan transaksi yang terjadi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya tumpahan makanan, minuman, atau limbah lainnya.

    Faktor yang kedua adalah buruknya infrastruktur sanitasi. Banyak pasar tradisional yang belum dilengkapi dengan infrastruktur sanitasi yang memadai, seperti saluran air bersih, sistem pembuangan limbah, atau tempat sampah yang memadai. Hal ini menyebabkan limbah dan sampah dapat menumpuk di sekitar pasar, meningkatkan risiko kekotoran dan bau.

    Faktor yang ketiga adalah kurangnya kesadaran akan kebersihan. Beberapa pedagang dan pembeli mungkin tidak memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mungkin tidak membuang sampah dengan benar atau tidak membersihkan area pasar setelah aktifitas jual beli selesai. Dan faktor yang terakhir tentunya adalah faktor cuaca, pasar tradisional sering terbuka dan terkena langsung oleh cuaca, seperti hujan atau panas yang intens. Hal ini dapat menyebabkan genangan air, lumpur, atau debu yang membuat pasar terlihat lebih kotor dan becek.

    Dari stigma tersebut serta realitas yang ada saat ini, sebagian masyarakat kini enggan untuk pergi ke pasar tradisional. Faktor lainnya juga dari berkurangnya masyarakat yang berkunjung bisa dikatakan karena faktor gengsi yang tinggi oleh masyarakat itu sendiri. Ditambah lagi dengan munculnya sistem belanja online. Hal itulah yang menyebabkan jumlah pengunjung pasar tradisional semakin berkurang dan keberadaan pasar tradisional semakin lama semakin menghilang.

    Semuanya berjalan begitu dinamis sehingga pasar tradisional yang dulu menjadi salah satu tujuan utama masyarakat untuk mencari dan memenuhi kebutuhan pokok, kini telah berubah menjadi bangunan tua yang sepi seiring perkembangan zaman modern. Persaingan sengit antara kapitalis dan pedagang kecil terlihat begitu jelas.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama