Pedagang Mengeluh, PGC Sepi Ulah Tiktok Shop

     


    Pusat Grosir Cililitan atau biasa disebut PGC. Merupakan salah satu pusat grosir pakaian dan aksesoris terbesar yang terletak di Cililitan, Jakarta Timur. Pusat perbelanjaan ini telah ada sejak tahun 2004 dan dibangun pada wilayah yang strategis dikarenakan PGC telah menjadi pusat perbelanjaan pertama yang tersambung dengan halte Transjakarta Cililitan.

    Selain Transjakarta, PGC juga dilalui oleh transportasi umum lainnya, yaitu Bus Kopaja, Bus Sekolah, Mikrolet dan masih banyak kendaraan umum lainnya karena PGC berada di perempatan lampu merah Clilitan. Jika dilihat dari tempatnya yang strategis, seharusnya PGC menjadi tempat favorit untuk berbelanja. Namun kenyataan pahit harus menimpa para pedagang di PGC. Faktanya, citra PGC sebagai pusat perbelanjaan terlengkap dan teramai kini kian meredup ditinggalkan oleh para pelanggannya.    

    Menurut para pedagang, Pusat Grosir Cililitan memang sudah mulai berangsur sepi dari munculnya Pandemi Covid pada pertengahan 2020. Kemudian seiring dengan bertabambahnya penularan virus covid dan disusul dengan PPKM, dengan berat hati para pedagang terpaksa menutup tokonya selama 3 bulan guna menaati peraturan pemerintah.

    Ketika pandemi selesai, sebagian pedagang kembali membuka lapak toko miliknya, bahkan sebagian toko di PGC 2 sudah gulung tikar. Belum sempat ramai seperti dulu, kini pedagang harus menghadapi kenyataan pahit lagi. Pasalnya muncul masalah baru yang membuat PGC tak kunjung ramai dan membuat pedagang mengeluh. Pada tahun 2021, aplikasi tiktok resmi luncurkan tiktok shop, sebuah fitur social commerce yang menjadi musuh bagi para pedagang toko.

    Adanya selisih harga yang lumayan jauh antara barang di tiktok shop dengan barang yang dijual di toko offline membuat pembeli lebih memilih berbelanja di aplikasi tersebut. Bahkan tak jarang orang datang ke PGC hanya untuk sekedar melihat barang di toko kemudian membandingkan harga di toko offline tersebut dengan harga pada toko online.

    Memang tidak bisa dipungkiri jika barang yang dijual pada tiktok shop juga memiliki kualitas yang bagus seperti barang yang dijual pada toko offline, baik dari segi bahan ataupun model. Namun tetap saja hal tersebut tidak bisa menjadi sebuah alasan untuk membandingkan keduanya karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

    Ketika mendengar kabar tiktok shop resmi ditutup, salah satu karyawan toko di PGC mengaku sangat senang. Saat tiktok shop sedang ramai-ramainya, toko tersebut tidak mendapat penglaris sama sekali dalam tiga hari, kemudian hal itu terus berulang hingga omset toko menurut drastis. Pada tahun 2023 omset toko hanya mencapai kisaran dau ratus ribu rupiah dalam sehari, sangat jauh jika dibandingkan dengan omset toko pada tahun 2020, yaitu mencapai satu juta rupiah sehari jika dihitung pada saat sepi.

    Meskipun tiktok shop sudah resmi ditutup tanggal 4 Oktober 2023, pedagang mengaku belum merasakan perubahan yang signifikan, hal ini dikarenakan penutupan tiktok shop masih sangat baru. Namun mereka yakin keadaan PGC akan semakin membaik dan berangsur ramai, menurutnya masih ada pembeli yang tertarik untuk berbelanja ke toko dan ingin melihat model baju, memegang bahan, dan mencoba pakaian yang akan dibelinya tanpa peduli dengan perbandingan harga. Pedagang berharap tidak ada lagi aplikasi yang serupa dengan tiktok shop.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama