Suasana hutan kota yang rindang di Tebet Eco Park (Foto: Dian Nur Salsabila / Jurnal Mahasiswa Jurnalistik) |
Tebet Eco Park, sebuah ruang terbuka hijau yang tersembunyi di tengah hiruk pikuk perkotaan Jakarta, memiliki peran penting dalam memperbaiki kualitas udara, menekan polusi air, dan tanah, serta menjadi salah satu tempat hiburan masyarakat.
Sebelum di revitalisasi pada tahun 2021 tempat ini bernama Taman Tebet Honda, yang hanya berfungsi sebagai tempat pembibitan dan penyerapan, hingga akhirnya diresmikan kembali dengan wajah baru menjadi Tebet Eco Park pada tahun 2022 oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Dengan luas area yang mencapai 7,3 hektare, taman ini menawarkan keindahan yang mengusung konsep urban forest yang menenangkan serta dilengkapi berbagai fasilitas menyenangkan. Lebih dari sekedar taman, Tebet Eco Park bisa dikatakan sebagai ekosistem dimana alam dan manusia saling berinteraksi dan saling melindungi dalam sebuah harmoni.
Setiap sudut taman ini ditata dengan berbagai jenis vegetasi yang didominasi oleh jenis pohon hutan diantaranya, yaitu pohon tebuya, trembesi, pulai, kapuk, mahoni, pohon ketapang, mindi, bodhi, dan khaya. Adapun tanaman bunga seperti spathodea, bunga tanjung, bungur ungu, serta pohon kupu-kupu.
Seperti yang dijelaskan oleh Muhamad Rotib, seorang perawat taman yang bertanggung jawab membersihkan taman serta merawat tanaman. “ Oh macem-macem, kita ada rawalia, bakung, harendong. Tanaman-tanaman yang semacam kaya hiasan pemandangan aja, yang kuat, bagus, rapi, indah, sejuk,“ jelasnya.
Selaras dengan suasana yang rindang, taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik seperti, taman bermain anak-anak, jalur jogging, outdoor fitness, area bermain hewan, kursi taman, toilet, mushola, serta tenant yang menjual minuman dan camilan.
Tak heran jika masyarakat memilih hutan kota sebagai tempat hiburan untuk sekadar bersantai melepas penat atau olahraga. Selain karena tidak dipungut biaya, sebagian besar hutan kota di Jakarta kini telah memiliki wajah baru yang lebih indah dan nyaman sehingga menjadi salah satu pilihan tempat wisata.
Fasilitas taman bermain anak-anak diminati masyarakat (Foto: Dian Nur Salsabila / Jurnal Mahasiswa Jurnalistik) |
Seperti yang diceritakan oleh Silvia, salah satu pengunjung Tebet Eco Park yang berasal dari Menteng, untuk mengisi waktu senggang ia kerap mengajak kedua anaknya bermain sambil resfreshing menghirup udara segar disana. “Ya yang penting sih ya, garis besarnya pasti gratis. Gratis cuma bayar parkir doang, bener gak sih? Terus sama ya friendly banget tempatnya, buat anak-anak kan lebih bagus ya, banyak tempat area mainnya,”
Bagi Sebagian besar pengunjung, fungsi utama hutan kota adalah sebagai tempat wisata. “Fungsinya untuk refresing, nyari udara segar, kayak lagi sore begini angin sejuk, banyak pohon lebih ke biar enak aja. Kalau buat saya ya sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari di rumah jadi lebih ke untuk refreshing, bersantai,” timpalnya
Fasilitas khusus untuk hewan peliharaan di dalam taman (Foto: Dian Nur Salsabila / Jurnal Mahasiswa Jurnalistik) |
Lain halnya dengan Amalia, warga yang tinggal di sekitar Tebet Eco Park, saat sore hari ia lebih memilih bermain dengan para anjing di tempat khusus hewan. “Kesini biasanya main-main sama anjing. Selain liat-liat guguk sih palingan jalan-jalan sih, olahraga sih sebenarnya. Nggak olahraga juga sih kak, jalan-jalan aja biar segar,” ungkapnya.
“Fasilitas oke disini, ada buat binatang, ada buat olahraga. Terutama kamar mandinya bersih, terus bisa buat acara juga. Jadi menurut aku disini lengkap dan gratis,” tambahnya.
Selain itu Muhamad Rotib beranggapan, hutan kota merupakan tempat penyegaran udara kota serta daerah resapan air, “Fungsi hutan kota sebenernya kalau menurut kita cuma penyagaran aja sih, penyagaran warga sekitar juga sama penyagaran pengunjung yang berolahraga,” ujarnya.
Sedangkan menurut Harry Yurianto selaku petugas keamanan, hutan kota berfungsi sebagai tempat olahraga, tempat bermain. “Sebelumnya ini dibangun untuk penyerapan saja, supaya indah jadi dibikin taman,” jelasnya.
Dengan begitu jika dilihat dari berbagai macam pendapat yang telah diungkapkan mengenai fungsi hutan kota, secara garis besar tujuan hutan kota sebagai ekosistem alam dan manusia yang hamonis telah terwujud. Tentunya manusia sangat berperan penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.